Mengenal Sejarah Perjalanan Indonesia

Pada waktu itu terjadi inflasi besar-besaran yang mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dollar menjadi terjun bebas. Harga bahan kebutuhan pokok melambung tak terkendali. Stabilitas keamanan tidak kondosusif.

Pada keadaan itulah terjadi ketidak puasan yang luar biasa dikalangan masyarakat luas akan pemerintahan yang ada kala itu. Kala itu pemerintahan masih dibawah bendera Suharto. Saat itu terjadi pemberontakan luar biasa, demonstrasi luar biasa yang diprakarsai oleh mahasiswa-mahasiswa se Indonesia. Mereka bersama-sama dengan sekuat tenaga untuk menurunkan paksa Presiden Suharto.
Beberapa hari mereka menduduki gedung Parlemen kala itu. Ketika didalam gedung terjadi rapat pleno Anggota Dewan. Puncak kekesalan demonstran ketika terjadi Tragedi Trisakti tanggal 12 Mei 1998 yang kemudian memicu Kerusuhan besar-besaran Mei 1998 sehari setelah kejadian tersebut.

Akhir dari itu tanggal 21 Mei 1998 Suharto secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden Republik Indonesia kemudian digantikan oleh wakilnya BJ.Habibie. Jenderal Wiranto menyatakan bahwa Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) akan tetap sekuat tenaga melindungi Presiden dan mantan-mantan Presiden. “ABRI akan tetap menjaga keselamatan dan kehorman para mantan presiden/mandataris MPR, termasuk Presiden Suharto beserta Keluarga.”/

Saat itu terjadi perdebatan yang luar biasa terhadap transisi kekuasaan ini. Cendekiawan Yusril Ihza Mahendra, menyatakan bahwa proses pengalihan kekuasaan tersebut adalah syah secara konstitusional.

Baca Artikel Lainya :

Setelah Habibie terpilih menjadi presiden menggantikan Suharto. Habibie membentuk kabinet baru yang bernama “Kabinet Reformasi”. Letjen Prabowo Subianto dicopot dari jabatan Panglima Kostrad. Di Gedung DPR/MPR hampir saja terjadi bentrokan antara pendukung Habibie yang memakai simbol serta atribut keagamaan dengan mahasiswa yang masih bertahan di Gedung DPR/MPR.

Mahasiswa tersebut tetap menganggap bahwa Habibie tetaplah kaki tangan Suharto. Karena itulah bahwa Habibie tetap masih dianggap dalam lingkaran rezim orde baru. Tentarapun mengevakuasi mahasiswa tersebut dari Gedung DPR/MPR ke Gedung Universitas Atma Jaya.

Seperti dilansir dari wikipedia, Tanggal 10 November 1998 dibentukan himpunan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta (FKSMJ), ITB Bandung, Universitas Siliwangi serta empat tokoh reformasi yaitu Abrurrahman Wahid (Gus Dur), Amien Rais, Sri Sultan Hamengkubuwono X dan Megawati Sukarno Putri. Mereka mengadakan dialog nasional di kediaman Gusdur, Ciganjur, Jakarta Selatan, dan menghasilkan 8 Butir Kesepakatan, yaitu :

  1. Mengupayakan terciptanya persatuan dan kesatuan nasional.
  2. Menegakkan kembali kedaulatan rakyat.
  3. Melaksanakan desentralisasi pemerintahan sesuai dengan otonomi daerah.
  4. Melaksanakan pemilu yang luber dan jurdil guna mengakhiri masa pemerintahan transisi.
  5. Penghapusan Dwifungsi ABRI secara bertahap
  6. Mengusut pelaku KKN dengan diawali pengusutan KKN yang dilakukan oleh Soeharto dan kroninya.
  7. Mendesak seluruh anggota Pam Swakarsa untuk membubarkan diri.

Tinggalkan komentar